TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
PERSPEKTIF
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh manusia. Dengan
adanya pendidikan manusia menjadi semakin mengerti dan memahami arti penting
dari kehidupan ini. Untuk itu pendidikan harus tetap ada dan perlu terus
dikembangkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan yang berkembang dan yang
dihadapi oleh manusia.
Ketika kita akan mendesain sebuah pendidikan, maka kita harus
memulainya dengan merumuskan tujuan yang hendak dicapai, berdasarkan dasar
pendidilkan yang menjadi pandangan hidup mendesain itu, kita rumuskan tujuan
pendidikan. Jadi tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan
hidup. Pikiran inilah yang menyebabkan berbeda-bedanya desain pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui
tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat.
Dalam kaitannya kita sebagai umat Islam, maka kiranya kita perlu
mengetahui apa maksud dari pada tujuan pendiidikan Islam yang sesungguhnya dan
juga apa maksud dari tujuan pendidikan nasional kita. Apakah tujuan pendidikan
nasional yang ada sekarang ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan islam yang
kita anut, ataukah tujuan pendidikan nasional hanya berkepentingan kepada
bangsa Indonesia semata? Demi penjawab pertanyaan tersebut, maka tertariklah penulis
untuk membahas tentang tujuan pendidikan nasional perspektif filsafat
pendidikan islam.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana Tujuan Pendidikan Nasional?
B.
Bagaimana Tujuan Pendidikan Menurut Filsafat
Pendidikan Islam?
C.
Bagaimana Tujuan Pendidikan Nasional Bila
Ditinjau Dari Filsafat Pendidikan Islam?
III. PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Pendidikan Nasional
Tujuan
adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
selesai. Artinya, tujuan merupakan kehendak seseorang untuk mendapatkan dan
memiliki serta memanfaatkannya bagi kebutuhan dirinya sendiri atau untuk orang
lain.[1]
Pendidikan
nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa tujuannya bersifat mengabdi kepada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.[2]
Tujuan
pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 26 Ayat 1 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar:
1.
Kecerdasan 4.
Akhlak mulia
2.
Pengetahuan 5. Keterampilan untuk hidup mandiri
3.
Kepribadian 6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Tampaknya
pendidikan dasar, yang mencakup SD dan SMP, ini sudah diorientasikan kepada upaya mendasari hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari butir keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, disamping bekal-bekal yang
lain.
Selanjutnya
dalam pasal yang sama, Ayat 2, disebutkan pendidikan menengah umum (SMA/SMU) mempunyai
tujuan yang sama seperti pendidikan dasar, hanya saja kalau dalam pendidikan
dasar dinyatakan sebagai peletak dasar, maka dalam pendidikan menengah umum
disebutkan untuk meningkatkan apa yang telah dicapai di pendidikan dasar. Dan
untuk tujuan pendidikan kejuruan (SMK) pada Ayat 3 pasal yang sama, juga
mempunyai tujuan yang sama sebagaimana tujuan pendidikan di tingkat SMA/SMU,
hanya saja pada point yang ke-enam jika di tingkat SMA/SMU berbunyi “mengikuti
pendidikan lebih lanju” akan tetapi kalau di SMK berbunyi: “mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan”.
Terakhir
dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) itu yang akan dibahas
adalah pasal yang sama Ayat 4 tentang tujuan pendidikan tinggi yang mengatakan
untuk mempersiapkan pesrta didik menjadi anggota masyarakat yang:
1.
Berakhlak
mulia
2.
Memiliki
pengetahuan
3.
Terampil
4.
Mandiri
5.
Mampu
menemukan, mengembangkan, dan menerapkan ilmu, teknologi,serta seni yang
bermanfaat bagi kemanusiaan.
Sesudah
membahas empat macam tujuan pendidikan tersebut di atas, selanjutnya adalah
membahas tentang tujuan pendidikan nasional yang tertulis dalam UURI No. 20
Tahun 2003.[3]
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang:
1.
Beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Berakhlak mulia
3.
Sehat
4.
Berilmu
5.
Cakap
6.
Kreatif
7.
Mandiri
8.
Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[4]
Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di
Indonesia, baik tujuan-tujuan sekolah, perguruan tingi, maupun tujuan nasional sudah mencakup
ketiga ranah perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori-teori
pendidikan, yaitu perkembangan:
1.
Kognisi/kognitif
Kognitif yaitu kemampuan
individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual
atau mental.
2.
Afeksi/afektif
Yang dimaksud afektif yaitu mengenai perkembangan sikap, perasaan,
dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral.
3.
Psikomotor
Psikomotor yaitu hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan
keterampilan yang mengandung unsur motoris.[5]
B.
Tujuan
Pendidikan Menurut Filsafat Pendidikan Islam
Sebagaimana yang kita ketahui, tujuan adalah sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan terjadi. Sedangkan Tujuan
pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah
mengalamai proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan
pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu
hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga
berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses
pendidikan.
Jika kita
berbicara tentang tujuan pendidikan islam, berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan
pendidikan islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.[6]
Sebagai
pendidikan yang nota benenya Islam, maka tentunya dalam merumuskan tujuan harus
selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan tujuan pendidikan Islam yang
disampaikan beberapa tokoh adalah bisa diuraikan sebagai berikut;
Pertama,
Ahmad D Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah identik dengan
tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk
menjadi hamba Allah. Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan
diri kepada-Nya.
Kedua, DR.
Ali Ashraf mengatakan bahwa ‘‘tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang
menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat
dan kemanusiaan pada umunya”.
Ketiga,
Syahminan Zaini, mengatakan bahwa “Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk
manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua
banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat,
disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”
Dari berbagai
pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta
moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Jika dipandang dari segi filsafat, Pendidikan Islam secara
filosofis berorientasi pada nilai-nilai Islami yang berdasarkan pada tiga dimensi hubungan manusia selaku “khalifah” di muka bumi
yaitu sebagai berikut:
1.
Menanamkan sikap hubungan yang seimbang, selaras dengan Tuhanya
2.
Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, seimbang dengan
masyarakatnya
3.
Mengembangkan kemampuanya untuk menggali, mengelola dan
memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan
hidupnya, dan hidup sesamanya serta bagi kepentingan ubudiahnya kepadaNya,
dengan dilandasi sikap hubungan yang harmonis pula.
Sikap hubungan yang harmonis itu ialah sikap yang tidak memusuhi
alam sekitar, seperti merusak alam atau menguras habis kekayaan alam tanpa
memikirkan kelangsungan ekosistem yang ada.[7]
Jika dilihat dari sisi filosofis, maka tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Tujuan baik yang berfungsi sebagai alat (instrumental values)
untuk mencapai tujuan lain, seperti tujuan agar pandai membaca, fungsinya
sebagai alat untuk mencapai (tujuan) pengetahuan yang lebih luas.
2.
Tujuan yang berada dalam peserta didik itu sendiri. Tujuan itu
tidak lain adalah mempertumbuhkan dan atau memperkembangkan (pemahaman) peserta
didik. Bertambah cerdas merupakan tujuan yang interinsik berada dalam diri
peserta didik itu sendiri.
3.
Tujuan yang ideal adalah sesuatu yang berada di luar peserta didik,
yaitu terlaksananya dan terwujudnya perilaku dan watak terpuji yang bernilai
tinggi dalam kehidupan yang disebut dengan istilah living values dan
atau partical values.
Ketiga sisi filosofis tujuan pendidikan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Pertama, tujuan teoritis yang
bersasaran pada pemberian kemampuan teori kepada peserta didik. Kedua,
Tujuan praktis yang mempunyai nilai sasaran pada pemberian kemampuan
implementatif dalam hidup dan kehidupan.[8]
Atau dengan kata lain konsep tujuan pendidikan Islam mengarah
kepada tiga bidang asasi, yaitu:
1.
Tujuan-tujuan individual
Yaitu perubahan yang diinginkan berkaitan dengan individu-individu
baik secara tingkah laku, aktivitas dan pencapaianya, dan pada pertumbuhan yang
diingini pada pribadi masing-masing individu, dan juga perubahan pada persiapan
untuk kehidupan dunia dan akhirat.
2.
Tujuan sosial
Yaitu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan tingkah laku masyarakat umumnya,
dan dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan
yang diingini, dan pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang
diinginkan.
3.
Tujuan-tujuan Professional
Yaitu
yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni,
sebagai profesi, dan sebagai sutu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas dalam
masyarakat.[9]
Dari uraian di atas kiranya dapat memberikan gambaran luas lingkup
yang dikehendaki oleh pendidikan. Karena manusia yang dibinanya itu merupakan
totalitas sebagai makhluk individu dan sosial. Dengan demikian pendidikan harus
mampu mengemban misi yang diperlukan untuk pertumbuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan pribadi dan masyarakat.
Dengan itu tujuan pendidikan itu sebenarnya berada dalam tiga jenis
atau tahap, yaitu:
1.
Tujuan tertinggi atau terakhir bagi pendidikan, yaitu tujuan yang
tidak diatasi oleh tujuan lain, sekalipun bertingkat-tingkat dibawahnya
tujuan-tujuan lain yang kurang dekat atau kurang umum dari padanya. Beberapa
hal yang berkaitan dengan tujuan ini yaitu:
a.
Perwujudan kendiri
b.
Maksudnya, yang terpenting adalah tentang jiwa, bukan jasmani,
sedang perwujudannya adalah mengangkatnya supaya sampai ke alam (malakut) yang
tertinggi sampai berhubungan dengan pencipta dan Tuhannya.
c.
Persiapan untuk kewarganegaraan yang baik
d.
Pertumbuhan yang menyeluruh dan berpadu bagi pribadi pelajar
e.
Persiapan untuk kehidupan
dunia dan akhirat
2.
Tujuan-tujan umum bagi pendidikan
Beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan ini yaitu:
a.
Pembentukan jasmani yang sehat dan kuat dan berdaya menjaga
keselamatan
b.
Penumbuhan daya bertindak pada suasana kehidupan pribadi dan sosial
dengan tindakan yang berdasar pada fakta dan pemikiran yang teratur
c.
Penumbuhan daya untuk hidup sebagai seorang individu dalam
kumpulan, yang merasakan kebahagiaan pribadi melalui pencapaiaannya akan
hak-haknya dan menjalankan kewajibannya, dan merasakan bahwa ia berguna bagi
orang lain
d.
Penumbuhan kepercayaan pada diri dan pada orang lain dan
menghormati, mencintai dan menghargai orang lain
e.
Penumbuhan sikap atau kecenderungan serta merta ke arah ideal
tertinggi, kebaikan, dan keindahan tempat ia mengatasi kemaslahatan pribadi
dalam membimbing tingkah laku
3.
Tujuan khusus
Diantara tujuan khusus dalam pendidikan adalah:
a.
Memperkenalkan kepada generasi-generasi muda akan akidah islam,
dasar-dasarnya, asal usul ibadat, dan cara-cara melasanakanya dengan betul,
dengan membiasakan mereka berhati-hati dalam mematuhi akidah-akidah agama dan
menghormati syari’at-syari’at agama.
b.
Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama.
c.
Menanamkan keimanan kepada Allah swt. Kepada malaikat,
roosul-rosul, kitab-kitab dan hari akhir berdasar pada faham kesadaran dan
keharusan perasaan.
d.
Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan
keagamaan dan untuk mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.
e.
Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur’an.
f.
Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan islam serta
pahlawannya.
g.
Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggung jawab,
menghargai kewajiban, tolong menolong, atas kebaikan dan taqwa, kasih sayang,
cinta kebaikan, sabar, peerjuangan untuk kebaikan, memegang teguh pada prinsip,
berkorban untuk agama dan tanah air dan bersiap untuk membelanya.
h.
Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan
membentenginya dengan akidah dan nilai-nilai dan membiasakan mereka menahan
motivasi-motivasinya, mengatur emosi dan mebimbingnya dengan baik.
i.
Menanamkan iman yang kuat kepada Allah.
j.
Membersihkan hati mereka
dari dengki, hasad, iri hati, benci, kekasaran, kezaliman, egoisma, tipuan,
khianat, nifak, ragu, perpecahan, dan perselisihan.[10]
Menurut Prof. Mohammad Athiya al-Abrasy dalam kajiannya tentang
pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan yang asasi bagi pendidikan
Islam yang diuraikan dalam “At-Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha”
yaitu:
1.
Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan
sebenarnya. Dan bukanlah tujuan pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pemikiran Islam untuk mengisi otak pelajar dengan informasi-informasi kering
dan mengajar mereka pelajaran-pelajaran yang belum mereka ketahui. Dapat
diringkaskan tujuan asasi pendidikan Islam itu dalam suatu kata, yaitu
“keutamaan”. Menurut ajaran ini setiap pengajaran harus harus berorientasi pada
pendidikan akhlak dan akhlak keagamaan di atas segala-galanya.
2.
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan
saja dan tidak hanya segi keduniaan saja, tetapi ia menaruh perhatian pada
kedua-duanya sekaligus dan ia memandang persiapan untuk kedua kehidupan itu
sebagai tujuan tertinggi dan terakhir bagi pendidikan.
3.
Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan hati untuk
mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu
4.
Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan
supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan
tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dan hidup dengan mulia di
samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. Pendidikan Islam, sekalipun
menentukan segi kerohanian dan akhlak, tidaklah lupa menyiapkan seseorang untuk
hidup dan mencari rezeki. Begitu juga ia tak lupa melatih badan, akal, hati,
perasaan, kemauan tangan, lidah dan pribadi.
5.
Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi
kemanfaatan Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau
spiritual semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi kemanfaatan pada
tujuan-tujuan, kurikulum dan aktivitasnya. Pendidik-pendidik muslim memandang
kesempurnaan manusia tidak akan tercapai kecuali dengan memadukan antara agama
dan ilmu pengetahuan atau menaruh perhatian pada segi-segi spiritual, akhlak
dan segi-segi kemanfaatan.
Demikian beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam, makna dan
fungsinya dalam upaya pembentukan kepribadian muslim, perpaduan iman dan amal
saleh, yaitu keyakinan adanya kebenaran mutlak yang menjadi satu-satunyan
tujuan hidup dan sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan dengan
harkat kemanusiaan dan meningkkatkan kemanusiaan.[11]
C.
Tujuan
Pendidikan Nasional Ditinjau Dari Filsafat Pendidikan Islam
Jika kita melihat dari penjelasan di atas mengenai tujuan
pendidikan nasional yang ada di Indonesia dengan tujuan pendidikan menurut Islam,
maka secara garis besar tujuan pendidikan nasional sudah sesuai dengan apa yang
dimaksud dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam. Hal ini bisa kita lihat,
yaitu Tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang:
1.
Beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hal
ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam, yaitu
sebgaimana mana yang ada di dalam tujuan khusus yang berbunyi:
a.
Menanamkan iman yang kuat kepada Allah.
b.
Menanamkan keimanan kepada Allah swt. Kepada malaikat,
roosul-rosul, kitab-kitab dan hari akhir berdasar pada faham kesadaran dan
keharusan perasaan.
c.
Memperkenalkan kepada generasi-generasi muda akan akidah islam,
dasar-dasarnya, asal usul ibadat, dan cara-cara melasanakanya dengan betul,
dengan membiasakan mereka berhati-hati dalam mematuhi akidah-akidah agama dan
menghormati syari’at-syari’at agama.
d.
Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama.
2.
Berakhlak mulia
Hal
ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam, yaitu sebagaimana
menurut Prof. Mohammad Athiya al-Abrasy, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
membantu pembentukan akhlak yang mulia. dan juga terdapat dalam tujuan yang
ideal yaitu sesuatu yang berada di luar peserta didik, yakni terlaksananya dan
terwujudnya perilaku dan watak terpuji yang bernilai tinggi dalam kehidupan
3.
Sehat
Hal
ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam, yaitu sebagaimana
yang ada dalam tujuan umum, “Pembentukan jasmani yang sehat dan kuat dan
berdaya menjaga keselamatan”
4.
Berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Hal
ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam, yaitu sebagaimana
menurut Syahminan Zaini yang mengatakan bahwa “Tujuan
Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan
trampil, berotak cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta
mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian
teguh”
5.
Cakap
Hal
ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam, yaitu
Mengembangkan kemampuanya untuk menggali, mengelola dan memanfaatkan kekayaan
alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan hidupnya, dan hidup sesamanya
serta bagi kepentingan ubudiahnya kepadaNya, dengan dilandasi sikap hubungan
yang harmonis pula.
IV.
KESIMPULAN
Tujuan
adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
selesai. Pendidikan
nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa tujuannya bersifat mengabdi kepada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang Beriman
dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu,
Cakap, Kreatif, dan Mandiri serta Menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di
Indonesia mencakup tiga ranah perkembangan manusia, yaitu perkembangan: Kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan
pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta
moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. konsep tujuan pendidikan Islam mengarah kepada tiga bidang asasi,
yaitu: Tujuan-tujuan individual, tujuan sosial dan tujuan-tujuan professional
Dan pada dasarnya tujuan pendidikan itu sebenarnya berada dalam
tiga jenis atau tahap, yaitu: Tujuan tertinggi atau terakhir bagi pendidikan, tujuan-tujan
umum bagi pendidikan, dan tujuan khusus.
Dengan demikian secara garis besar tujuan pendidikan nasional sudah
sesuai dengan apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam.
V.
PENUTUP
Demikianlah pembahasan
mengenai tujuan pendidikan nasional perspektif filsafat pendidikan
Islam. Saya menyadari bahwa dalam penulisan atau penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bisa bemanfaat bagi kita semua. Amin...
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam,
terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979 )
Arifin,
M., Filsafat Pendidika Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. 5
Ihsan,
Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010)
Pidarta,
Made, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), cet.V
Tanpa Pengarang, Undang-Undang Republik Indonesia dan Peraturan
Pemerintah no.74 thn.2008 tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara
2011)
Utsman,
Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2010)
Zuhairini,
Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar