Minggu, 12 Mei 2013

Pengertian Psikologi


PENGERTIAN PSIKOLOGI
I.     PENDAHULUAN
Menurut undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1), pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidikan profesional yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta dosen-dosen di perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut.
Seorang pendidik dan tenaga kependidikan sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan profesinya sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan saints dan teknologi.[1] Diantara pengetahuan-pengetahuan yang harus dikuasai pendidik dan tenaga kependidikan selain menciptakan situasi belajar mengajar yang baik, juga mereka dituntut untuk menguasai pengetahuan psikologi pendidikan yang erat kaitannya dengan proses edukatif itu, untuk itu dalam makalah ini akan dibahas tentang psikologi pendidikan.
II.     RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimana Pengertian Psikologi Pendidikan ?
B.  Apa Saja Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan ?
C.  Apa Manfaat Psikologi Pendidikan ?
D.  Apa Saja Metode yang digunakan dalam Psikologi Pendidikan ?
III.     PEMBAHASAN
A.  Pengertian Psikologi Pendidikan
1.    Pengertian Psikologi
a.    Menurut Bahasa
Kata psikologi merupakan hasil pengindonesiaan dari bahasa inggris Psychology, dan istilah inipun berasal dari kata Yunani, yaitu : psycho yang dapat diartikan “roh, jiwa, atau daya hidup”, dan logos yang artinya “ilmu”. Dengan  demikian, secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan manakala ada seseorang yang menyebut dengan istilah ilmu jiwa atau psikologi.
b.    Menurut istilah
Dalam memberikan pengertian psikologi, telah terjadi perbedaan pendapat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, seperti:
(1)      Pendapat Muhibbin Syah adalah “ilmu yang mengenai kehidupan mental (the science of mental life), ilmu mengenai pikiran (the science of mind) dan ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior)”
(2)      Pendapat Chaplin (1972) adalah “ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitan nyaketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan”.[2]
(3)      Pendapat Sartain “Psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior” (psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).[3]
(4)      R.S. Woodworth dan D.G. Marquis. Menurut mereka, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas individu dalam hubungannya dengan lingkungannya. (Psychology is the scientific studies of the individual activities relation to the environment).[4]
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi lebih banyak ditekankan kepada penyelidikan tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniyah (psikomotor), dan bersifat rohaniyah (kognitif dan afektif), baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungan dengan lingkungan.
2.    Pengertian pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai berikut:
a.    Dalam Kamus pendidikan menjelaskan bahwa kata pendidikan diartikan sebagai “upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, kecakapan, nilai, sikap dan pola tingkah laku yang berguna bagi hidupnya”.[5]
b.    Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memeberi peningkatan dan mengembangkan. Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.[6]
c.    Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer memberikan arti pendidikan dengan “proses pengubahan cara berfikir atau tingkah laku dengan cara pengajaran, penyuluhan dan latihan”.
d.   Pengertian pendidikan yang agak luas adalah sebuah proses pendidikan dengan metode-metode tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.[7]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha dari pendidik untuk memberikan arahan terhadap anak didik, sehingga mereka ada perunahan sikap dan wawasan yang lebih bersifat positif bagi dirinya dan masyarakat secara umum.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok maupun sosial sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif dan efisien dalam proses pendidikan.[8]
3.    Pengertian psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu sendiri. Maka para ahli psikologi memberikan arti tentang psikologi pendidikan sebagai berikut:
1.    H.C. Whitherington
Psikologi pendidikan ialah suatu studi yang sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengaan pendidikan manusia.
2.    WS. Winkel SJ, M.SC
Psikologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari pra syarat-pra syarat (faktor-faktor)bagi pelajar di sekolah, berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar.[9]
3.    Barlow
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber0sumber untuk membantu melaksanakan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
4.    Tardif (1987)
Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang prilaku manusia untuk usaha kependidikan.[10]
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi pendidikan secara umum adalah “ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan perilaku anak didik dalam proses belajar-mengajar, yang mana sikap dan perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan jiwa mereka”. Titik tekan dalam pengertian ini adalah keterlibatan antara pendidik dan anak didik dalam pembelajaran, sehingga serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh anak didik merupakan ekspresi keadaan jiwanya. Dengan demikian, pendidik dapat mempelajari dan meneliti segala perilaku yang telah dilakukannya melalui aktifitasnya.[11]
B.  Ruang lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Karenanya masalah belajar mendapat sorotan yang besar dalam psikologi pendidikan.
Dengan kata lain, ruang lingkup psikologi pendidikan berupaya untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat bagi anak atau peserta didik ketika berinteraksi dengan faktor lain dalam peembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya adalah memberikan layanan bagi peserta didik kearah perkembangan pribadi yang optimal, karena itu pelayanan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan hakikat anak atau peserta didik.
Perbandingan luas dan sempitnya pembahasan tiap-tiap sub pembahasan antara penulis satu dengan yang lainnya sangat tergantung pada cara pandang dan penekanan mereka, namun demikian pada umumnya mereka memberi daerah yang lebih luas terhadap soal belajar.[12]
Pendapat Muhibbin Syah, ruang lingkup psikologi pendidikan yaitu:
1.    Belajar, meliputi; teori, prinsip, dan ciri khas perilaku siswa.
2.    Proses belajar yang di dalamnya terdapat tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3.    Situasi belajar adalah suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik dan non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Pendapat Ahmad Thantowi, ruang lingkup psikologi pendidikan adalah:
1.    Heriditas dan lingkungan
2.    Pertumbuhan dan perkembangan
3.    Potensialitas dan karakteristik tingkah laku
4.    Hasil proses pendidikan dan pengaruhnya terhadap individu yang bersifat personal dan sosial
5.    Higiene mental dan pendidikan
6.    Evaluasi hasil pendidikan [13]
Pada umumnya isi atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1.    Pertumbuhan dan perkembangan individu
2.    Masalah belajar dan perbuatan belajar
3.    Pengukuran dan penilaian
4.    Penyuluhan dan bimbingan
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ruang lingkup yang dipelajari psikologi pendidikan ialah:
1.    Anak dan hakikat perkembangannya termasuk kemungkinan perbedaan-perbedaan individualitasnya
2.    Belajar, jenis dan prosesnya termasuk prinsip dan faktor yang mempengaruhi efisiensinya.
3.    Mengajar dan prinsip-prinsipnya serta kondisi dan situasinya yang dapat mendatangkan efisiensi dan efektifitas belajar dalam rangka mengembangkan potensi-potensi anak didik secara maksimal.[14]
Ruang lingkup psikologi pendidikan berupaya untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat bagi anak atau peserta didik ketika berinteraksi dengan faktor lain dalam areal pembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya adalah memberikan layanan bagi peserta didik kearah perkembangan pribadi yang optimal, karena itu pelayanan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan hakikat peserta didik.


C.  Kegunaan Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan sangat berguna bagi para pendidik, guru, dan orang tua agar dapat:
1.        Memberikan pelajaran terhadap anak didik, sesuai dengan perkembangan jiwa mereka
2.        Mengenal dan memahami keberadaan setiap anak didik secara utuh baik secara individual maupun kelompok
3.        Memperlakukan anak didik sesuai dengan keadaan jiwa yang sedang dialaminya
4.        Membantu anak didik dalam mengatasi masalah pribadi ynag dihadapi
5.        Mewujudkan tindakan psikologi yang tepat dalam interaksi belajar mengajar.[15]
Bagi pendidik, pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu dalam menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan pada diri anak didik ada keaktifan-keaktifan jiwa yang dapat diperhalus atau diperkuat melalui pendidikan atau latihan-latihan yang sistematis dan kontinu.
Peran psikologi bagi pengajar sangat penting, karena psikologi merupakan pembimbing yang terbesar bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di dalam kelas. Dengan mempelajari psikologi, guru dapat mengerti bahwa tanggapan seorang murid akan bertambah baik bila pengamatannya juga baik, sehingga timbul tuntutan agar murid mengamati dengan baik melalui semua alat indra. Begitu pula murid akan mengamati dengan lebih baik bila materi itu menarik dan sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Mengingat fungsi dan kegunaan psikologi dalam dunia pendidikan dan pengajaran memanglah tidak sedikit dan demikian penting, mestinya seorang ahli didik seyogyanya juga seorang psikolog.[16]

D.  Metode Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan sebagai bagian atau cabang dari psikologi tentunya dalam memperoleh fakta-fakta pengetahuan yang diperlukan ilmu ini akan menggunakan cara-cara studi (metode penelitian). Dalam memperoleh fakta-fakta pengetahuan tentang tingkah laku yang khusus dalam situasi yang ada hubungannya dengan tujuan dan praktek pendidikan psikologi pendidikan akan menggunakan metode-metode penelitian psikologi.[17]
Perlu dijelaskan bahwa setiap situasi dalam psikologi pendidikan membutuhkan pendekatan dengan cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakikat dari pada situasi itu. Situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Maka dari itu para ahli psikologi pendidikan dalam menjalankan tugasnya tidak selalu mempergunakan satu macam metode, tetapi mempergunakan dua macam metode atau lebih. Dalam hal ini, metode yang sering digunakan ada beberapa macam, sebagai berikut:
1.    Metode Observasi
Metode observasi adalah metode untuk memepelajari gejala kejiwaan melalui pengamatan dengan sengaja, teliti, dan sistematis. Observasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Metode Introspeksi
Metode introspeksi yaitu metode untuk mempelajari gejala kejiwaan dengan jalan meninjau gejala-gejala jiwa sendiri dengan sengaja, teliti, dan sistematis. Dalam mel;akukan instropeksi tak mungkin memberi hasil yang baik, karena tak ada orang yang dapat mempelajari peristiws-peristiwa jiwanya sendiri secara objektif.kelemahan metode ini bahwa intropeksi yang diselidiki hanya bagian-bagian yang disadari saja, sedaang bagian yang tidak disadari tidak ikut diselidiki, juga hal-hal yang dapat merendahkan diri sendiri terkadang disembunyikan karena malu dan sebagainya.

b.    Metode Ekstropeksi
Metode ekstropeksi adalah metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan teliti dan sistematis. Melalui penerapan metode ini laporan-laporan yang ditulis akan dapat menghasilkan informal yang objektif, lebih-lebih yang dilakukan orang yang terlatih, yang terampil, dan yang berpengalaman. [18]suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa gejala-gejala kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan  oleh sebab yang sama. Dua orang yang mengeluarkan air mata, misalnya, belum tentu disebabkan oleh hal yang sama, yang satu karena sedih dan yang satu gembira. Selain itu, satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama. Misalnya, ada seseorang menangis karena dicubit, sementara orang lain dicubit malah tertawa.[19]
2.    Metode eksperimen
Eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan oleh eksmerimenter (peneliti yang bereksperimen) dalam sebuah laboratorium atau ruangan yang sudah ditentukan. Maksud dilakukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk “mengetes” keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi dan kondisi tertentu. Melaui usaha eksperimen-eksperimen kemudian kebenaran-kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas terkaan, pemikiran dan perenungan, kini didasarkan atas percobaan-percobaan (eksperimen).[20]
3.    Metode tes
Tes adalah suatu alat yang di dalamnya berisi sejumlah pertanyaa yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan untuk mendapat gambaran tentang kejiwaan seseorang atau sekelompok orang. Tes merupakan instrumen riset yang penting dalam psikologi masa sekarang. Ia digunakan untuk mengukur semua jenis kemampuan minat, bakat, prestasi, sikap, dan ciri kepribadian.[21]
4.    Metode Kuesioner
Metode kuesioner adalah cara penyelidikan kejiwaan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan baik lisan maupun tertulis dan dari jawaban tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang kesan kejiwaannya. Metode kuesioner dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data seperti keyakinan, perasaan, sikap, motivasi dan sejenisnya dengan jalan mengirim daftar pertanyaan kepada orang yang diteliti itu sendiri (langsung) atau kepada seseorang yang diminta menceritakan tentang keadaan orang lain (tidak langsung), kemudian jawaban yang diperoleh dijadikan dasar pengambilan kesimpulan.
5.    Metode Interview
Pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan yang senantiasa mengabdi kepada tujuan penyelidikan bisa disebut inteview. Ia cukup mampu mengungkapkan dan menggali tanggapan, pendapat, keyakinan perasaan motivasi, cita-cita dan sejenisnya baik yang berhubungan dengan masa silam, sekarang dan masa-masa yang akan datang. Dengan alat inilah penginterview yang cekatan dan mahir akan mampu memunculakan sekaligus memahami peristiwa-peristiwa jiwa mulai dari intonasi bahasa, ekspresi muka, gerak-gerik tubuh bahkan sampai dengan keras lambannya suara dalam percakapan.[22]
6.    Metode Studi Kasus
Case study (Studi kasus) merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain dipakai oleh para peneliti psikologi pendidikan, juga sering digunakan oleh peneliti ilmu-ilmu sosial lainnya karena lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelidikan dengan mencatat fakta) dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.[23]
7.    Metode Penyelidikan klinis
Metode penyelidikan klinis sering digunakan dalam penelitian-penelitian anak-anak yang tidak normal dengan tujuan mencari faktor-faktor penyebabnya yang selanjutnya mencari dan menentukan cara-cara penyembuhannya. Umumnya metode ini digunakan di Rumah Sakit Jiwa dan kebanyakan yang menggunakan metode ini adalah para ahli psikologi dalam atau penyakit jiwa (psikiater) yang objeknya tidak dapat mengadakan introspeksi. Disinilah letak kelemahan metode ini, karena seakan-akan ada kesan bahwa objeknya terdiri dari orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang dicapainya pun kurang menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.[24]
8.    Metode Sosiometri
Metode ini digunakan untuk mempelajari hubungan sosial peserta didik atau pendidik atau sekelompok masyarakat dalam skala kecil sehingga dapat diketahui populer dan terisolernya salah satu dari mereka. Metide ini dapat juga digunakan di lingkungan sekolah atau dalam satu kelasatau sekelompok komunitas masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tidak ada metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan yang seratus persen baik. Untuk itu, dalam praktek para ahli sering menggunakan lebih dari satu metode agar bisa saling melengkapidan sekaligus data yang dihasilkan dapat dipercaya. Kemudian data tersebut dianalisis dan sesudah itu barulah disusun dalam suatu laporan. Akhirnya, dari laporan inilah pada gilirannya dapat ditelaah dan dapat memanfaatkan untuk kepentingan praktek. Lebih-lebih sudah berulang kali diuji dan dibuktikan, yang kemudian melahirkan prinsip-prinsip yang secara empiris dapat dibenarkan dan dapat pula disampaikan secara efektif, sebagai salah satu persiapan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru.
IV.     KESIMPULAN
Pengertian psikologi pendidikan secara umum adalah “ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan perilaku anak didik dalam proses belajar-mengajar, yang mana sikap dan perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan jiwa mereka”. Titik tekan dalam pengertian ini adalah keterlibatan antara pendidik dan anak didik dalam pembelajaran, sehingga serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh anak didik merupakan ekspresi keadaan jiwanya.
Ruang lingkup psikologi pendidikan secara garis besar meliputi: Pertumbuhan dan perkembangan individu, masalah belajar dan perbuatan belajar,  pengukuran dan penilaian, penyuluhan dan bimbingan.
Kegunaan  psikologi pendidikan yaitu: Memberikan pelajaran terhadap anak didik, sesuai dengan perkembangan jiwa mereka, mengenal dan memahami keberadaan setiap anak didik secara utuh baik secara individual maupun kelompok, memperlakukan anak didik sesuai dengan keadaan jiwa yang sedang dialaminya, membantu anak didik dalam mengatasi masalah pribadi ynag dihadapi serta mewujudkan tindakan psikologi yang tepat dalam interaksi belajar mengajar.
Metode yang digunakan dalam metode psikologi pendidikan diantaranya, Metode Observasi yang meliputi metode intropeksi dan metode ekstropeksi, metode eksperimen, metode tes, metode kuesioner, metode interview, metode studi kasus, metode penelitian klinis, dan metode sosiometri.
V.     PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. Saya menyadari bahwa dalam makalah yang saya buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, Ciputat, Gaung Persada, 2009.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Romlah, Psikologi Pendidikan, Malang: UMM Press, 2010.
Sabri, Alisuf,  Psikologi pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Syah, Muhibbin , Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:  PT Rosda Karya, 2010.
Vembrianto, dkk, Kamus Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994.


45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar